Dalam bukunya
“5 Minds for the Future”, Howard Gardner berbicara tentang lima
keterampilan berpikir yang diperlukan untuk dapat berkontribusi secara
positif pada kehidupan modern. Salah satunya adalah apa yang ia sebut
the synthesizing mind: kemampuan menghasilkan sintesis – integrasi yang
bermakna – dari informasi yang beragam jenis. Semakin berbeda jenis
informasinya, semakin sulit merangkai sintesis yang baik.
Menghasilkan sintesis adalah bagian esensial dari kerja ilmuwan.
Perumusan masalah riset biasanya mensyaratkan sintesis atas berbagai
data awal dan penelitian terdahulu yang relevan. Dalam pendidikan
doktoral, masalah yang diteliti biasanya menuntut mahasiswa untuk
menelaah informasi yang mencakup dua atau lebih sub-disiplin ilmu. Pada
puncaknya, produk sintesis dari ilmuwan adalah pengetahuan baru, sebuah
“kacamata” yang membuat kita lebih memahami sebuah fenomena atau
memungkinkan kita melihat dunia dengan cara yang berbeda.
Selain ilmuwan, banyak profesi lain yang juga memerlukan kemampuan
sintesis. Seorang guru, misalnya, perlu memahami tidak saja topik yang
diajarkan, tapi juga proses pembelajaran, kurikulum, peraturan
pemerintah lain yang relevan, dan teknologi yang menjadi alat bantu
pembelajaran. Dengan kata lain, untuk mengajar dengan baik, seorang guru
perlu mensintesis pengetahuan bidang studi, psikologi, dan pedagogi.
Produk sintesis dari seorang guru yang berhasil adalah kelas yang hidup,
kelas yang menumbuhkan segenap potensi dari tiap siswa.
Penulis fiksi dan jurnalis, terutama ketika membuat tulisan feature,
juga perlu keterampilan sintesis tingkat tinggi. Mereka perlu
mensintesis pengetahuan kepenulisan dengan pengetahuan mengenai apa pun
yang menjadi bahan tulisannya. Semakin kompleks topiknya, semakin banyak
pula jenis informasi yang perlu dirangkai. Jurnalis yang menulis
tentang konflik sosial yang terkait agama, misalnya, perlu pemahaman
tentang kondisi sosial, budaya, dan sejarah masyarakat setempat, tentang
nilai dan sistem keyakinan dari agama-agama yang terlibat konflik,
sekaligus karakteristik target pembaca. Produk sintesis yang baik dari
jurnalis dan penulis fiksi adalah narasi yang utuh, yang tidak saja
menggoda pembaca untuk terus bertahan membaca sampai akhir, tapi juga
memberi rasa tercerahkan setelahnya.
Di samping pada
profesi-profesi spesifik, sintesis adalah kemampuan esensial seorang
pemimpin. Semakin kompleks organisasi yang dipimpin, semakin beragam
pula jenis informasi yang perlu disintesis. Seorang pemimpin harus
memahami berbagai dimensi dari suatu masalah, namun tanpa terbelenggu
oleh kompleksitas tersebut. Hal ini menuntut pemahaman atas lebih dari
satu bidang ilmu, kemampuan mengenali dan menangguhkan asumsi, serta
mengintegrasikan untuk menghasilkan keputusan strategis. Tidak berhenti
di sana, keputusan strategis itu perlu disampaikan sebagai narasi yang
persuasif.
Anyway, bagi yang tertarik dengan masa depan pendidikan, buku Gardner ini sangat layak untuk dibaca.